Pelaksanaan Budidaya Tanaman Jagung
BudidayaPelaksanaan pembudidayaan tanaman jagung me liputi teknik penanaman, pemeliharaan tanaman, pencegahan terhadap hama dan penyakit yang bisa menyerang tanaman, cara dan periode panen, serta cara pengemasan.
Teknik penanaman
Beberapa teknik penanaman jagung yang harus dilakukan adalah sebagai berikut
a. Tumpang sari (intercropping), yaitu melakukan penanaman disuatu lahan dengan lebih dari jenis tanaman (umur tanaman bisa sama, bisa juga berbeda). Contohnya, Jagung dan kede (tumpang sari umurnya berbeda)
b. Tumpang gilir (multiple cropping), yaitu melakukan penanaman disuatu lahan secara beruntun sepanjang tahun untuk satu jenis tanaman dengan jenis tanaman lainnya dengan memerhatikan factor – factor lain, terutama untuk memperoleh hasila tau keuntungan maksimal. Contoh jagung muda – apgi gogo – kacang tanah – singkong
c. Tanaman bersisipan (relay cropping), pola tanam yang dilakukan dengan cara menyisipkan satu atau beberapa jenis tanamn selain tanaman pokok pokok. Contohnya jagung disispkan kacang dalam waktu tanam yang berbeda, tanaman kacang panjang dsisipkan menjelang tanah jagung dipanen).
d. Tanaman campuran (mixed cropping) yaitu pola tanam dengan cara menanam beberapa tanaman tanpa diatur jarak tanamnya maupun lariknya. Contohnya tanaman campu seperti jagung kedelai dan singkong. Keuntungan pola tanam ini adalah pemanfaatan lal sangat efisien. Sedangkan kekurangnanya adalah sangat rentan terkena hama dan penyakit.
Pembuatan Lubang tanam
Alat yang dibutuhkan untuk membuat lubang adalah tugal. Buat lubang dengan ukuran 45 x 45 x 45 cm. kedalaman yang baik yaitu apabila tanaman diletakan dalam lubang, kedudukan letak bagian cabang utamanya sejajar dengan permukaan tanah.
Lubang ditimbun dengan sub – soil yang dicampur bahan organik (dalam jumlah lebih dan dari campuran untuk top soil) dan super fosfat (dapat juga dipakai tepung tulang 20%. Jumlah SLfosfat 1,5-2 kg per 10 m2tanah, tepung tulang 1,5-3 kg per 10 m2. Lubang diisi top soil dan ba organic sampai membentuk gundukan.
Cara penanaman
Pada umumnya waktu tanam untuk tanaman jagung adalah apda waktu musim hujan hari berakhir karena tanaman ini tidakd apat tumbuh dengan baik apda saat ari berlebihan dan kekurangan air. Artinya tanaman ini akan tumbuh dengan baik apda saat jumlah air cukup. Tetapi, waktu tanamnya bisa juga berbeda – beda tergantung dari tempat menanamnya. Misalnya ditanam dilahan sawah irigasi, biasanya waktu tanamnya apda akhir musim hujan, jika dita dilahan kering, waktu tanamnya apda awal musim hujan dan akhirmusim hujan. Selain itu tanahnya kering, sebaiknya diairi terlebih dahulu.
Cara menanam bibit jagung tersebut adalah sebagai berikut :
a. Setiap lubang bisa ditanam satu atau dua tanaman. Jarak tanam untuk satu tanaman adalah 75 x 25 cm sedangkan jaraktanam untuk dua tanaman adalah 75 x 50 cm.
b. Tanamkan bibit jagung (biji) kedalam lubang tanam, jumlah biji yang dimasukkan tergantung yang diinginkan, jika ingin ditanam satu tanaman per lubang, masukkan 3 butir benih per lubang, sedangkan jika ingin ditanam dua tanaman per lubang, masukkan 3 butir benih per lubang.
c. Penanaman jagung ini akan efektif apabila dilakukan oleh 5 orang, apalagi jika lahan yang akan ditanaminya sanga tluas. Keempat orang tersebut melakukan tugasnya masing – masing, yaitu dua orang bertugas untuk membuat lubang, satu orang bertugas memasukkan benih, dan satu orang lagi bertugas untuk memberi pupuk.
Pemeliharaan tanaman
Hal – hal yang harus dilakukan untuk memelihara jagung adalah sebagai berikut.
1) Penjarangan dan penyulaman
Penjarangan dilakukan jika pada setiap lubang tumbuh tanaman lebih dari yang diinginkan Misalnya kita menginginkan setiap lubang tumbuh dua tanman sedangkan pada lubang tersebut tumbuh tiga tanaman maka satu tanaman harus di buang. Cara membuangnya tidak boleh dicabut langsung karena akan melukai akar tanaman lainnya yang dibiarkan untuk tumbuh. Adapun tanaman yang dibuang adalah tanaman yang bertumbuhannya kurang atau tidak baik, Cara untuk membuangnya adalah dipotong dengan menggunakan pisau atau gunting yang tajam tepat diatas permukaan tanah
Penyulaman bertujuan untuk mengganti benih yang tidak tumbuh atau mati. Kegiatan ini dilakukan 7 – 10 hari setelah penanaman. Benih yang digunakan sebaiknya sama dengan benih pada saat penanaman yang pertama. Jumlah benih dan perlakukan dalam penyulaman sama dengan sewaktu penanaman.
2) Penyiangan
Penyiangan bertujuan untuk membersihkan lahan dari tanaman pengganggu atau gulma. Waktu untuk melakukan kegiatan ini adalah setiap 2 minggu sekali. Pada saat tanaman jagung masih kecil (masih muda), penyiangan umumnya dilakukan hanya dengan menggunakan tangan, cangkul kecil, atau garpu, kegiatan ini dilakukan umumnya setelah tanaman berusia 15 hari.
3) Pembumbunan
Pembumbunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan dan pembibitan. Pada saat pembumbunan dilakukan ebrsamaan dengan penyiangan, hal ini bertujuan untuk memperkokoh posisi batang sehingga tanaman tidak mudah rebah dan untuk menutup akar yang muncul ke atas permukaan tanah karena danya aerasi.
Pembumbunan dilakukan dengan cara menguruk tanah disebelah kiri dan kanan barisan tanaman dengan mengggunakan cangkul, kemudia ditimbun dibarisan tanaman sehingga terbentuk guludan yang memanjang. Kegiatan ini umumnya dilakukan pada saat penyiangan yang kedia yaitu setelah tanaman berusia 1 bulan.
4) Pemumpukan
Jenis dan dosis (takaran) pupuk yang dianjurkan untuk tanaman jagung adalah pupuk urea sebanyak 200 – 300 kg/hektar, pupuk TSP/SP sebanyak 75 – 100 kg/hektar, dan pupuk KCI sebanyak 50 – 100 kg/hektar.
Pemberian pupuk dilakukan dalam tiga tahap, tahap pertama (pupuk dasar) dilakukan bersamaan dengan penanaman/waktu tanam. Tahap kedua (pupuk susulan I) dilakukan setelah tanaman berusia 3 – 4 minggu, sedangkan tahap ketiga (pupuk susulan II) dilakukan setelah tanaman berusia 8 minggu atau setelah muncul malai.
5) Pengairan dan penyiraman
Penyiraman dilakukan setelah benih ditanam kecuali jika kondisi tanah sudah lembap. Jumlah air yang disiramkan secukupnya, tidak perlu banyak sehingga air menjadi menggenang
Pengarian dilakukan untuk menjaga tanaman supaya tidak layu. Selain itu, pengarian juga diperlukan pada saat tanaman ini menjelang berbung akarena membutuhkan air dalam jumlah yang lebih besar sehingga memerlukan pengairan air di parit – parit diantara bumbunan tanaman jagung diperlukan pengaliran air yang lebih besar sehingga air menjadi menggenang.
6) Penyemprotan pestisida
Kegiatan ini dilakukan hanya pada kondisi adanya hama yang dapat membahayakan proses produksi jagung. Pestisida yang digunakan adalah pestisida untuk mengendalikan ulat.
Beberapa hama yang menyerang tanaman jagung antar alain sebagai berikut
a) Lalat bibit (Atherigona Exigua Stein)
Gejala : daun berubah warna menjadi kekuning – kuningan; disekitar bekas gigitan atau bagian yang terserang mengalami pembusukan, akhirnya tanaman menjadi layu, pertumbuhan tanaman menjadi kerdil atau mati.
Penyebab : lalat bibit dengan cirri – cirri warna lalat abu – abu, tubuh bagian punggung berwarna kuning kehijauan dan bergaris, tubuh bagian perut berwarna cokelat kekuningan atau warna telur putih mutiara, dan panjang lalat 3, - 3,5 mm
Pengendalian : Penanaman secara bersamaan dan melakukan system pergiliran tanaman akan sangat membantu untuk memeutuskan siklus hidup lalat bibit, terutama setelah selesai panen supaya hama tidak menyebar; kebersihan di sekitar lahan penanaman sebaiknya dijaga dan selalu diperhatikan dari gangguan gulma; pengendalian secara kimiawi dilakukan dengan menyemprotkan insektisida, beberapa insektisida yang dapat digunakan antara lain : Dursban 20 EC, Hostathion 40 EC, Lavin 74 WP, Marshal 25 ST, miral 26 dan Promet 40 SD sedang dosisi penggunaan dapat mengikuti aturan pakai.
b) Ulat pemotong
Gejala : tanaman jagung yang terserang biasanya terpotong beberapa cm diatas pemrukaan tanah yang ditandai dengan adanya bekas gigitan pada batangnya, akibatnya tanaman jagung yang masih muda itu roboh diatas tanah.
Penyebab : beberapa jenis ulat pemotong Agrotis sp. (A,Ipsilon);Spodoptera Litura, Penggerek batang jagung (Ostrinia furnacalis), dan penggerek buah jagung (Helicoverpa armigera).
Pengendalian, menanam dalam waktu yang bersamaan pada area yang luas atau melakukan system pergiliran tanaman; dengan mencari dan membunuh ulat – ulat tersebutyang biasanya terdapat didalam tanah, sebelum lahan ditanami jagung, disemprot terlebih dahulu dengan insektisida
Beberapa penyakit yang menyerang tanaman jagung adalah sebagai berikut :
a) Penyakit bulai (downy mildew)
Penyebab : cendawan Peronosclero spora maydis, P.Spora Javanica dan P spora philippinensis yang akan merajalela pada suhu udara lebih dari 270C dan pada kondisi lembap.
Gejala : pada tanaman berumur 2-3 minggu, daun runcing dan kecil, kaku dan pertumbuhan batang terhambat, warna menguning, sisi bawah daun terdapat lapisan spora cendawan warna putih; pada tanaman berumur 3-5 minggu, tanaman yang terserang mengalami gangguan pertumbuhan, daun berubah warna dan perubahan warna ini dimulai dari bagian pangkal daun, tongkol berubah bentuk dan kisi; pada tanaman dewasa, terdapat garis – garis kecokelatan pada daun tua.
b) Penyakit bercak daun (leaf bligh)
Penyebab : Cendawan Helminthosporium Turcicum.
Gejala : pada daun tampak bercak memanjang dan teratur berwarna kuning dan dikelilingi warna cokelat, bercak berkembang dan meluas dari ujung daun hingga ke pangkal daun, awalnya bercak terlihat abash, kemudian berubah warna menjadi cokelat kekuning – kuningan, kemudian berubah menjadi cokelat tua. Akhirnya seluruh permukaan daun berwarna cokelat.
Pengendalian : Pergiliran tanaman hendaknya selalu dilakukan untuk menekan meluasnya cendawan; pengendalian mekanis dilakukan dengan mengatur kelembapan lahan supaya kondisi lahan tidak lembap; dan pengendalian kimiawi dilakukan dengan pestisida antara lain; Daconil 75 WP, difolatan 4F.
c) Penyakit karat (rust)
Penyebab : Cendawan Puccinia sorghi Schw dan Puccinia Polypora Underw.
Gejala : pada tanaman dewasa yaitu pada daun yang sudah tua terdapat titik – titik noda yang berwarna merah kecokelatan seperti karat serta terdapat serbuk yang berwarna kuning kecokelatan, serbuk cendawan ini kemudian berkembang dan memanjang, kemudian akhirnya karat dapat berubah menjadi bermacam – macam bentuk.
Pengendalian : mengatur kelembapan pada areal tanam; menanam varietas unggul atau varietas yang tahan terhadap penyakit; melakukan sanitasi pada areal penanaman jagung; pengendalian kimiawi dilakukan dengan menggunakan pestisida seperti pada penyakit bulai dan bercak daun.
d) Penyakit gosong bengkak (corn smut/boil smut)
Penyebab: Cendawan Ustilago maydis (DC) Cda, Ustilago Zeae (Schw) Ung, Uredo Zeae Schw, Uredo maydis DC.
Gejala : Pada tongkol ditandai dengan masuknya cendawan ini ke dalam biji sehingga terjadi pembengkakan dan mengeluarkan kelenjar, pembengkakan ini menyebabkan pembungkus terdesak hingga pembungkus rusak dan kelenjar keluar dari pembungkus dan akhirnya spora tersebar.
Pengendalian : mengatur kelembapan lahan penanaman jagung dengan cara pengeringan dan irigasi; memotong bagian tanaman kemudian dibakar; benih yang akan ditanam dicampur dengan fungsida secara merata ke semua permukaan benih.
e) Penyakit busuk tongkol dan biji
Penyebab : candawan fusarium atau Gibberella antara lain Gibberella Moniliforme.
Gejala : Gejalanya dapat diketahui setelah membuka pembungkus tongkol, biji – biji jagung berwarna merah jambu atau merah kecokelatan kemudian berubah menjadi warna cokelat berwarna merah jambu atau merah kecoklatan kemudian berubah menjadi warna cokelat sawo matang.
Pengendalian : menanam jagung varietas unggul, dilakukan pergiliran tanam, mengatur jarak tanam, perlakukan benih; penyemprotan dengan fungisida setelah ditemukan gejala serangan.
Panen
Tanaman jagung yang dipanen, tidak harus yang sudah tua (matang fisiologis), tetapi disesuaikan dengan tujuannya. Ada 4 tingkat kemasakan buah jagung, yaitu masak susu, masak lunak, masak tua, dan masak kering (masak mati).
Ciri dan Umur Panen
Ciri jagung yang siap dipanen adalah :
a. Umur tanaman jagung yang siap dipanen sekitar 86-96 hari setelah tanam
b. Jagung yang siap dipanen memiliki tongkol atau kelobot mulai mongering, tandanya adalah adanya laposan hitam pada biji bagian lembaga
c. Biji kering, keras, dan mengkilat, apabila ditekan tidak membekas.
Waktu panen
a. Jagung untuk sayur (jagung mudah, baby corn) dipanen sebelum bijinya terisi penuh, saat itu diameter tongkol baru mencapai 1-2 cm.
b. Jagung untuk direbus dan dibakar, dipanen ketika matang susu, Tanda – tandanya kelobot masih berwarna hijau, dan bila biji dipijit tidak terlalu keras serta akan mengeluarkan cairan putih.
c. Jagung untuk makanan pokok (beras jagung) pakan ternak, benih, tepung dan berbagai keperluan lainnya dipanen jika sudah matang fisiologis. Tanda – tandanya: sebagian besar daun dan kelobot telah menguning. Apabila bijinya dilepaskan aka nada warna coklat kehitaman pada tangkainya (tempat menempelnya biji pada tongkol), Bila biji dipijit dengan kuku, tidak meninggalkan bekas.
Cara Panen
Cara panen jagung yang matang fisiologis adalah dengan cara memutar tongkol berikut kelobotnya, atau dapat dilakukan dengan mematahkan tangkai buah jagung. Pada lahan yang luas dan rata sangat coock bila menggunakan alat mesin memetikan.
Periode Panen
Pemetikan jagung pada waktu yang kurang tepat, kurang masak dapat menyebabkan penurunan kualitas, butir jagung menjadi keriput bahkan setelah pengeringan akan pecah, terutama bila dipipil berbunga. Memetikan jagung untuk dikonsumsi sebagai jagung rebus, tidak harus menungu sampai biji masak, tetapi dapat dilakukan ± 4 minggu setelah tanaman berbunga atau dapat mengambil waktu panen antara umur panen jagung sayur dan umur panen antara umur panen jagung sayur dan umur panen jagung masak mati.
Prakiraan produksi
Produksi jagung di suatu Negara sering mengalami pasang surut. Hal ini dapat terjadi sebagai akiabt perubahan areal penanaman jagung. Namun demikian dengan ditemukannya varietas – varietas unggul sebagai imbangan berkurangnya lahan, maka totalitas produksi tidak akan terlalu berubah. Irigasi dan pemupukan sangat penting untuk mendapatkan produksi yang baik. Walaupun potensi hasil cukup tinggi, cara untuk mendapatkan produksi pada tingkat optimal yang dilakukan oleh petani, baru memberikan hasil 17 ton/ha.
Pasca Panen
Setelah jagung dipetik biasanya dilakukan proses lanjutan yang merupakans erangkaian pekerjaan yang berkaitan dan akhirnya produk siap disimpan atau dipasarkan.
1) Pengupasan
Jagung dikupas pada saat masih menempel pada batang atau setelah pemetikan selesai. Pengupasan ini dilakukan untuk menjaga agar kadar air didalam tongkol dapat diturunkan dan kelembapan disekitar biji tidak menimbulkan kerusakan biji atau mengakibatkan tumbuhnya cendawan. Pengupasan dapat memudahkan atau memperingan pengangkutan selama proses pengeringan. Untuk jagung masih mati sebagai bahan makanan, begitu selesai dipanen, kelobot segera dikupas.
2) Pengeringan
Pengeringan jagung dapat dilakukan secara alami atau buatan, secara tradisional jagung dijemur dibawah sinar matahari sehingga kadar air berkisar 9-11 %. Biasanya penjemuran memakan waktu sekitar 7-8 hari. Penjemuran dapat dilakukan dilantai, dengan alas anyaman bamboo atau dengan cara diikat dan digantung. Secara buatan dapat dilakukan dengan mesin pengeringan buatan, tetapi prinsipnya sama yaitu untuk mengurangi kadar air didalam biji dengna panas pengeringan sekitar 38-43 0C, sehingga kadar air turun menjadi 12-13%. Mesin pengeringan dapat digunakan setiap saat dan dapat dilakukan pengaturan suhu sesuai dengan kadar air biji jagung yang diinginkan.
3) Pemipilan
Setelah dijemur sampai kering jagung dipipil. Pemipilan dapat menggunakan tangan atau alat pemipil jagung bila jumlah produksi cukup besar. Pada dasarnya “Memipil” Jagung hamper sama pada tongkolnya, maka antara biji dan tongkol perlu dipisahkan.
4) Penyortiran dan Penggolongan
Setelah jagung terlepas dari tongkol, biji – biji jagung harus dipisahkan dari kotoran atau apa saja yang tidak dikehendaki, sehingga tidak menurunkan kualitas jagung. Yang perlu dipisahkan dan dibuang antara lain sisa – sisa tongkol, biji kecil, biji pecah, biji hampa, kotoran selama petik ataupun serangan jamur pada hama selama dalam penyimpanan. Disamping itu juga dapat memperbaiki peredaran udara.
Untuk memisahkan biji yang akan digunakan sebagai benih teurtama untuk penanaman dengan mesin penanam, biasanya membutuhkan keseragaman bentuk dan ukuran buntirnya. Maksimal pemisahan ini sangat penting untuk menambah efisiensi penanaman dengan mesin. Ada berbagai cara membersihkan atau memisahan jagung dari campuran kotoran. Tetapi pemisahan dengan car ditampi seperti pada proses pembersihan padi, akan mendapatkan hasil yang baik.
Pengemasan
Jagung pipil yang telah dilakukan pembersihan dan penyortiran, selanjutnya dapat dilakukan pengemasan dengan menggunakan kaleng, drum, karung atau wadah lain. Pengemasan dengan karung harus mempunyai persyaratan bersih dan mulutnya dijahit, berat netto maksimum 75 Kg dari tahap mengalami handling baik waktu pmeuatan maupun pembongkaran
Ada beberapa tujuan pengemasan jagung, yaitu agar jagung bersih dari kotoran, mengurangi serangan jamur dan hama. Pengemasan jagung disesuaikan dengan tujuan apsar jagung. Umumnya kemasan yang digunakan berupa karung dengan berat atau 25-50 Kg. Sedangkan eceran seberat 1-Kg. Adapun kemasan jagung untuk dipasarkan disupermarket umumnya menggunakan plastic wrapper seberat 1 Kg yang berisi sekitar 6 buah tongkol jagung.
Semoga bermanfaat.
1 komentar:
Tulis komentarTes komentar
ReplySenantiasa santun dalam memberikan komenter serta bijak sesuai norma yang berlaku