Pemilihan Bibit Sapi Pedaging

Pemilihan Bibit Sapi Pedaging


Bibit sapi pedaging lebih lazim dinamakan bakalan. Pemilihan bakalan yang baik menjadi langkah awal yang sangat menentukan keberhasilan dalam usaha penggemukan sapi pedaging. Salah satu tolok ukur penampilan produksi sapi pedaging adalah pertambahan berat badan harian. Penampilan produksi tersebut merupakan suatu fungsi dari faktor genetik, faktor lingkungan dan interaksi antara kedua faktor tersbut.
Dengan bakalan dari keturunan yang berkualitas baik, peternak tinggal mengontrol keadaan lingkungan, sehingga potensi produksi tetap optimal. Meskipun sangat sulit menentukan baik buruknya mutu genetik, secara umum penampilan fisiksapi bakalan mencerminkan mutu genetiknya.
Sapi bakalan bisa diperoleh dari berbagaisumber. Diantaranya pembelian langsung dari pasar hewan, impordari luar negeri, atau pembibitan sendiri. Pembelian dari pasar hewan memungkinkan jika skala usaha diproyeksikan untuk menentukan sapi pedaging sekitar 20 ekor per minggu. Ini berdasarkan pengalaman bahwa untukmembeli 20 ekor bakalan dengan berat badan yang relatif seragam, tidak terlalu sulit. Untuk skala diatas 20 ekor, peternak perlu bekerja sama dengan beberapa importir sapi bakalan. Hal ini dimaksudkan untuk menjamin ketersediaan bakalan yang akan digemukkan.
Upaya melakukan pembibitan sendiri merupakan hal yag cukup rumit, meskipun bukan suatu hal yang tak mungkin. Pembibitan merupakan usaha yang padat modal dan membutuhkan waktu yang cukup lama, sehingga tanpa penanganan yang serius dapat mendatangkan kerugian yang tidaksedikit. Kemungkinan besar, hal-hal inilah yang ditentukan. Akibatnya, sampaisaat inisapi bakalan belumada yang dipasok dari perusahaan pembibitan. Padahal, jika sudah berhasil, suatu usaha pembibitanakan mendatangkan keuntunganyang cukup besar.
Beberapa Syarat Sapi yang Dijadikan Sebagai Bakalan
1.    Jenis Kelamin
Usaha penggemukan sapi pedaging biasanya membutuhkan sapi jantan untuk digemukkan selama 3-4 bulan. Pasalnya, pada umumnya sapi jantan memiliki pertambahan berat badan harian yang lebih tinggi daripada sapi betina. Disamping itu, ada peraturan yang melarang pemotongan ternak betina, terutama yang masih produktif. Meskipun demikian, tampaknya perlu pula dijadikan usaha penggemukan sapi betina yang sudah tidakproduktif lagi. Meskipun belum pernah ada penelitian tentang hal ini, landasan teori adanya pertumbuhan kompensasi memungkinkan penggemukan ternak-ternak betina non-produktif selama beberapa saat  denganpemberian pakan yang baik. Hal ini dipandang lebih menguntungkan dibandingkan dengan menjual sapi-sapi betina tersebut tanpa penggemukkan.
2.    Umur
Sapi, seperti hewan lainnya memiliki fase-fase dalam pertumbuhannya, yaitu fase pertumbuhan tulang, pertumbuhan jaringan otot (daging) dan pertumbuhan lemak. Secara umum, fase pertumbuhan tulang dimulai sejak lahir sampai berumur dua tahun. Fase pertumbuhan jaringan otot juga mulai terjadi sejak lahir, tetapi mencapai puncaknya pada umur 2-2,5 tahun. Setelah itu, pertumbuhan jaringan otot masih berlangsung, tetapi lajunya mulai menurun. Bersamaan dengan menurunnya fase pertumbuhan jaringan oto, dimulailah fase pertumbuhan lemak. Berdasarkan gambaran tersebut, sapi bakalan yang akan digemukkan dipilih dari sapi-sapi yang masih berumur 2-2,5 tahun. Selain pertumbuhan ternak mencapai tingkat optimum, efisiensi penggunaan pakannya pun cukup tinggi. Menentukan umur sapi, paling akurat dilakukan dengan melihat catatan produksi sapi yang bersangkutan. Namun di Indonesia, pencatatan merupakan hal yang tidak biasa. Karenanya, dilakukan pendugaan umur dengan dua cara yaitu melihat lingkar tanduk dan keadaan susunan giginya.
Pendugaan umur dengan melihat lingkar tanduknya merupakan cara yang lebih mudah, yaitu dengan menghitung jumlah lingkar tanduk ditambah 2. Hasil penjumlahan itu adalah umur sapi. Angka 2 merupakan angka rata-rata 2 tahun, yakni diasumsikan sapi mengalami dewasa kelamin dan mengalami kebuntingan yang pertama. Setiaplingkar tanduk diasumsikan sebagai isyarat satu periode kebuntungan. Cara pendugaan umur ini memiliki beberapa kekurangan, antara lain karena lingkar tanduk mudah dikurangi dengan cara dikikir dan hanya bisa meduga umur sapi betina. Asumsi yang digunakan, yakni umur kebuntungan pertama dan sapi beranak setiap tahun, bukan sesuatu yang bersifat pasti.
Cara lain dalammenduga umur sapi adalah dengan melihat susunan giginya. Sapi memiliki 4 pasang gigi seri yang posisinya simetris antara kiri dan kanan. Berurutan dari depan ke belakang adalah gigi seri dalam gigi, gigi seri tengah dalam, gigi seri tengah luar, dan gigi seri luar.
Kondisi gigi dan dugaan umur sapi
Penampilan Fisik
Secara umum, persyaratan penampilan fisik sapi bakalan adalah sebagai berikut.
a.    Badan sehat, yang diindikasikan dengan sssorot mata tajam, tidak kuyu, dan tidak dapat kerusakan atau luka di bagian tubuhnya. Selain itu, kulitnya halus dan tidak bersisik.
b.    Bentuk tubuh proporsional, dalam posisi berdiri bagian punggung lurus dan bagian tubuhnya tidak cacat.
c.    Adakalanya, di pasar hewan kita menemui sapi-sapi yang terlihat masih muda, tetapi pertumbuhannya tidak normal dan berat badannya lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata sapi-sapi seusianya. Sebetulnya, sapi-sapi seperti inilah yang justru sangat cepat pertumbuhannya. Karena dengan perlakuan pemberian pakan yang baik, sapi bakalan ini akan mengejar ketertinggalan pertumbuhannya, yang secara ilmiah disebut pertumbuhan kompensas. Sapi bakalan seperti ini kemungkinan besar akan mengalami pertambahan berat badan harian yang lebih tinggi dibandingkan dengan sapi bakalan lainnya.
Pemilihan Bibit Sapi Pedaging
4/ 5
Oleh

Berlangganan via email

Suka dengan postingan di atas? Silakan berlangganan postingan terbaru langsung via email.

Senantiasa santun dalam memberikan komenter serta bijak sesuai norma yang berlaku